“Karena kau tidak akan hidup abadi, maka tuliskanlah apa
yang kau perjuangkan dan telah kau lalui dalam hidupmu”
Sebuah hikmah yang bisa diambil dari dua Film yang aku
tonton beberapa hari terakhir, Abraham Lincoln dan perahu kertas. Dua tokoh
utama dalam film ini punya kebiasaan yang sama dan itu sangat penting dan
berharga. Mereka selalu menulliskan apa yang terjadi dalam hidup mereka dalam
sebuah catatan harian. Berbagai kejadian baik itu baik maupun buruk,
penting dan tidak penting, dan segala
macamnya mereka tumpahkan di dalamnya.
“sepele” memang ini sepele, tapi ini sesuatu yang bisa menjadi
luar biasa di masa depan. Kita bisa tahu rangkaian peristiwa penting dalam
hidup kita dalam goresan pena dan lembaran buku. Ini bisa jadi bahan pembelajar
dari apapun yang sudah dilewati.
Tidak serta merta bisa disamakan, rasanya sudah lama sekali aku
mulai meniatkan diri menulis buku harian. Dulu zaman masih SMP kelas 1, mulai mencoba menulis
hal-hal yang menarik dan unik dalam goresan di sebuah buku. Tapi baru beberapa
goresan tinta di dalam buku tersebut,
kakakku secara sengaja mengambilnya dan membacakannya keras-keras… marah,
dongkol, ngambek keluar semuanya dengan sendirinya. Dari kejadian itu niat
menulis buku harian pupus sudah, tertelan gelombang kemarahan dan kedongkolan.
Kelas dua SMP sebagai hadiah dari Abah ketika aku berhasil
masuk sebuah SMP negeri yang dibilang orang
sebagai SMP favorit. Di tahun pertama abah berjanji, “nanti kalau sudah punya uang, abah belikan computer”
dan abah memang tak pernah melanggar janjinya, kenaikan kelas 2 SMP computer sederhana
terpajang di rumah, lengkap dengan printer, stick PS untuk emulator untuk
bermain game. Hadirnya computer ini membawa angin segar untuk melanjutkan keinginan menulis diari.. berbekal aplikasi sederhana ‘I dialy diary’
keinginan nulis diaripun terwadahi, dan karena
ini bisa di kunci dengan password, jadi akan lebih aman… *hehe
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini terpinggirkan secaa
perlahan, maklumlah kegiatan ekstra dan pelajaran di sekolah menjadi alas an utama,
padahal kalau disempetin sih pasti bisa… #haha..
dan akhirnya nasib sang diary itupun hilang ditelan bumi, ketika mau buka lagi isinya, memory tentang password sudah hilang... *nasib-nasib... #haha
kuliah di jogja, setelah dapet inspirasi, dan saran dari mentor menulisku di awal kuliah, aku pindahkan pengalaman unik keseharian ke blog pribadi. memang tidak bisa nulis tiap hari, tapi setidaknya ini bisa menjadi pengingat dan saluran untuk cuap-cuap seenak hati tanpa ada yang bsa ngelarang... maklumlah, sifat cowok itu gak seperti cewek yang gampang sekali membagi cerita, kesenangan, dan ksedihan ke orang-orang di sekitarnya.
dan pikirku blog menjadi sebuah tempat meluapkan itu semua... :)
0 komentar:
Post a Comment