Bismillah.. tulisan ini ditulis sebagai pengingat bagi saya pribadi, saya akui untuk dalam urusan ini saya juga belum bisa dikatakan orang yang bisa menjaga diri dengan sempurna.
Tulisan ini hanya sekedar refleksi dari kejadian dan peristiwa yang saya lihat dan saya amati dari teman-teman yang dulu banyak berinteraksi dengan saya di kampus beserta jaringannya yang menamakan dirinya sebagai Aktivis Dakwah Kampus (ADK). Komunitas ADK memang banyak beririsan dengan jama'ah dakwah dari masing-masing harokah, ormas, dan organisasi lainnya. sebuah komunitas mahasiswa dari universitas sekuler yang mencoba membangkitkan semangat keislaman di kampus, baik itu di level jurusan, fakultas, maupun universitas.
saya akui semangat keislaman mereka bagus, mereka mencoba langsung mengamalkan pengetahuan yang mereka peroleh dari mentor (murabbi) mereka, baik itu dalam perkara aqidah, ibadah, mu'amalah, dan dakwah. yang paling menonjol dan bisa dilihat orang awam adalah perkara hubungan interaksi antar lawan jenis. dalam perkara ini agaknya banyak yang angkat jempol, terutama bagi mereka yang konsisten dalam menjaga diri masing-masing sesuai dengan landasan syari'ah yang mereka imani dan percayai. Dalam perkara menjaga hubungan lawan jenis, menurut saya adalah perkara yang menjadi ujian berat dalam hal konsistensi. kenapa berat? karena mereka sedang memasuki usia beranjak matang dan memang secara psikologis sudah mulai membutuhkan hubungan dengan lawan jenis, membutuhkan tempat berbagi keluh kesah, kesenangan, dan hal-hal lainnya.
OK sekarang ke inti permasalahannya sesuai dengan judul. sebuah kesimpulan yang saya tarik sendiri setelah banyak berdiskusi dan mengkonfirmasi ke beberapa pihak terkait hal tersebut. "Kebanyakan dari kita tidak imun hanya steril dalam masalah penjagaan interaksi lawan jenis".
Steril, yang saya maksudkan adalah kebanyakan ADK itu berhasil menjaga interaksi dengan lawan jenis dengan metode mensterilkan diri. Bergaul dengan orang satu jenis dari golongannya saja, satu sisi baik, karena bisa ada tempat untuk mengingatkan diri dalam kebaikan. namun mekanisme ini tidak berjalan ketika masalah yang dihadapinya adalah yang berhubungan dengan interaksi lawan jenis. mekanismenya berubah dari mekanisme meluruskan menjadi mekanisme pelabelan, dan akhirnya dibiarkan. Mekanisme Steril ini menghadapi ujian terberatnya ketika dia tidak berada di komunitas yang sama dan imunitas yang bersangkutan rendah, maka dengan mudahnya dia akan ikut arus. bahkan orang yang punya lingkar terdekat dengan sang ustadz juga ketahuan telah menjalin hubungan yang bisa dibilang pacaran sebelum akhirnya dia menikah. dan itu tidak cuma satu dua orang saja.. #huft...
siapapun orangnya bahkan yang terlihat alim dan sudah dipanggil ustadz pun bisa saja terjebak dalam kejadian-kejadian seperti ini. Ya mau gimana lagi... satu sisi dia menebar pesona, dan parahnya juga ada yang nangkap pesonanya. dan hubungan asmara pun terbina.. sayang seribu sayang tidak dibungkus dan disalurkan dengan saluran yang tepat dengan rambu-rambu syar'i yang jelas. meski pada akhirnya juga menikah.
lalu gimana ngatasinya? saya sendiri pun bingung. kadang mengelola rasa kagum dan suka terhadap seseorang itu susah-susah gampang dan gampang-gampang susah.
Imun, kebal atau terlindungi. "jadilah orang yang imun" ini salah satu wejangan dari salah seorang senior. Jalan satu-satunya ya mengelola perasaan itu dengan ketat. Jangan mudah kagum terhadap seseorang, dan sebisa mungkin tidak tebar pesona dengan lawan jenis. Kalau kita punya sikap yang tegas dalam interaksi dengan lawan jenis, Insyallah temen-teman yang mungkin tidak satu jama'ah/ tidak satu ormas/ atau satu afiliasi harakah akan mengerti batas-batas yang kita yakini. dan mereka juga tidak akan main-main dengan batas-batas tersebut. Bermua'amalah dan bergaul dengan siapapun dengan tetap memegang identitas. Jika memang sudah siap untuk menikah, ya segerakan saja. Bukan pengen punya pendamping tapi tak siap nikah, kalau kek gitu namanya mancing-mancing maksiat secara sengaja.
SO.... Yuk bebarengan terus berbenah dan membenarkan diri, terutama dalam menjaga adab dan perilaku terhadap lawan jenis. menjaga adab itu tak sama dengan menjadi kuper dan tak mau bergaul dengan siapapun, kalau itu namanya mensterilkan diri. tapi mari coba menjadi orang yang supel, bergaul dengan siapapun dengan tetap menjaga adab dan prinsip hidup, itulah yang akan mengantarkan kita imun, karena teruji di lapangan..
semoga Allah melindungi setiap hambaNya yang beriman yang selalu ingin mendekatkan diri kepadaNya dengan menjaga kesucian interaksinya.
0 komentar:
Post a Comment