tanda ruh seseoang telah berzikir, menurut imam al-ghazali adalah ketika dia terkejut, kalimat yang terucap dari lisannya adalah kalimat zikir. (ust. Arifin Ilham)
makanan raga adalah tho'am (kudapan), makanan hati adalah zikir, makanan akal adalah ilmu. kadang kita lupa hanya memberikan makanan pada bagian dari diri kita hanya pada makanan raga dan makanan akal saja. makanan hati jarang sekali diperhatikan, padahal hati menurut imam ghazali dalam kitab ihya', lathifatun ruhaniyatun rabbaniyatun. seseuatu yang lembut berdimensi ruhani dan ketuhanan. hanya dengan hari yang sehat kita bisa memperoleh ruhani dan hubungan dengan Rabb.Di satu sisi, beberapa pengamal tarekat juga hanya berkonsentrasi memperbanyak makanan hati, tanpa memberikan asupan makanan akal berupa ilmu.
tentu kondisi ini tidak ideal, seolah-olah semuanya terpisah-pisah. urusan zikir itu untuk para pengamal tarikat saja, sedangkan untuk ilmu hanya untuk scientist saja. huft.. tantangannya adalah bagaimana spirit-spirit dzikir yang dipraktekan para sufi bsa hidup di lingkungan di luar jama'ah zikir. betapa bagusnya jika orang-orang di perkantoran hatinya semua teduh dan jiwanya berzikir.
nah tugas para Da'i adalah menghilangkan pemisahan ini, karena selama ini, lingkungan semangat keberagamaan dan berislamnya masih kurang. namun beriring dengan banyaknya da'i yang juga berprofesi sebagai pegawai profesional, dan scientist, perubahannya sudah mulai terasa, banyak lingkungan kantor dan lingkungan lainnya mulai tersentuh cahaya islam.
makanan raga adalah tho'am (kudapan), makanan hati adalah zikir, makanan akal adalah ilmu. kadang kita lupa hanya memberikan makanan pada bagian dari diri kita hanya pada makanan raga dan makanan akal saja. makanan hati jarang sekali diperhatikan, padahal hati menurut imam ghazali dalam kitab ihya', lathifatun ruhaniyatun rabbaniyatun. seseuatu yang lembut berdimensi ruhani dan ketuhanan. hanya dengan hari yang sehat kita bisa memperoleh ruhani dan hubungan dengan Rabb.Di satu sisi, beberapa pengamal tarekat juga hanya berkonsentrasi memperbanyak makanan hati, tanpa memberikan asupan makanan akal berupa ilmu.
tentu kondisi ini tidak ideal, seolah-olah semuanya terpisah-pisah. urusan zikir itu untuk para pengamal tarikat saja, sedangkan untuk ilmu hanya untuk scientist saja. huft.. tantangannya adalah bagaimana spirit-spirit dzikir yang dipraktekan para sufi bsa hidup di lingkungan di luar jama'ah zikir. betapa bagusnya jika orang-orang di perkantoran hatinya semua teduh dan jiwanya berzikir.
nah tugas para Da'i adalah menghilangkan pemisahan ini, karena selama ini, lingkungan semangat keberagamaan dan berislamnya masih kurang. namun beriring dengan banyaknya da'i yang juga berprofesi sebagai pegawai profesional, dan scientist, perubahannya sudah mulai terasa, banyak lingkungan kantor dan lingkungan lainnya mulai tersentuh cahaya islam.
0 komentar:
Post a Comment