"Kesuksesan seseorang tidak bisa dilepaskan dari peran orang lain dalam pencapaiannya"
kira-kira begitulah perkataan Mallcom Gladwell dalam salah satu bukunya "The Succes Story". Disadari atau tidak, banyak orang yang ketika sudah mencapai posisi tertentu yang dibilang sebuah kesuksesan baik itu dalam bidang karir, harta, pendidikan, atau yang lainnya; tidak akan bisa dilepaskan dari sebuah cerita masalalunya hingga mencapai pada posisi demikian. kita jumpai dalam berbagai kesempatan, anak-anak muda yang mencoba memasuki dunia wirausaha. dengan segala aktivitas bisnisnya berhasil mendedah pintu rezeki dengan capaian rupiah di luar perkiraan orang memandang dirinya, akhirnya terjun ke profesi barunya menjadi motivator. ada yang memotivasi dengan cara positif ada pula beberapa kalimat yang cenderung 'ujub' dan mendeskriditkan profesi di luar profesi yang dia tekuni sebagai wirausahawan.
Banyak di antara mereka kemudian bercerita bahwa saya dulu melakukan ini sendirian, dicaci, direndahkan, dan sebagaimacamnya. seolah-olah semua penderitaan telah dia alami 'sendirian'. OK..fine aja sih sebenarnya, untuk memotivasi seseorang untuk bekerja keras. Akan tetapi dalam pandanganku ada beberapa yang harus dikritisi.. (*kerjaan gw kok ngritik mulu.. #haha)
Pertama, dalam mencapai posisi apapun, entah itu yang kita anggap gagal maupun berhasil, selalu ada peran orang lain, entah itu berupa doa, materi, jasa, atau bahkan ide. jadi sebenarnya agak lebay kalau ada motivator dalam motivasinya cenderung memotivasi untuk jadi selfish person , karena pada kenyataannya dalam hal apapun kita merasakan peran orang lain. untuk sekedar tersenyum saja, kita juga butuh orang lain lho.. entah orang itu melakukan kekonyolan, kebaikan yang membuat hati terenyuh, atau teduhnya air wajah yang menyungging senyum membuat kita mau tidak mau juga menyunggingkan senyuman. untuk hal sepele saja, kita butuh orang peran orang lain.. apalagi untuk menjalankan bisnis... pun yang tak bisa dipisahkan, ada peran Allah dengan kuasanya.. *ini yang paling penting.
kedua, tentang merendahkan profesi lain dalam motivasinya. gak jarang dan sangat mudah kita ketemu kalimat demikian "raih kebebasan finansial dengan menjadi wirausahawan, gak usah jadi PNS, gak usah jadi karyawan,..:" atau "jadi PNS gak akan membaut kita berkembang, jadi karyawan swasta membuat kita tertekan, kerja di perusahaan asing hanya jadi kacung penjajah" dan kalimat-kalimat sejenisnya. Memang sih pintu rezeki banyak dibuka melalui perdagangan, tapi apa harus 'merendahkan dan mendeskriditkan" profesi lain?. Macam mana kalau di negeri ini tak ada PNS yang mengurusi pemerintahan? macam mana kalau tak ada karyawan PLN? macam mana kalau tak ada perusahaan minyak? macam mana kalau tak ada minyak yang kita impor dr luar negeri? macam mana tak ada perugas bank?... nah lho...!! semua punya peran dan kebermanfaatan masing-masing yang belum tentu kita sadari, kita sendiri juga menikmati hasil kerja-kerja mereka.
ah sudahlah... cukup ngelantur siang ini..
"Bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul, dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu"
Terakhir, Keadaan kita hari ini, menerima manfaat, merasakan kebaikan, menikmati kesuksesan memang tak bisa dilepaskan dari kerja. Kita tidak akan mungkin bisa membalas kebaikan mereka semua. Maka membuka peluang kebaikan kepada orang-orang di sekitar agar bisa measakan apa yang kita rasakan sekarang adalah cara terbaik berbalas budi kepada orang yang mengantarkan kita pada keadaan sekarang.
_______________
Perpus Pusat UGM, Ba'da shalat Jum'at.
Alhamdulillah hari ini, bagian terakhir dari skripsi sudah dikoreksi
kira-kira begitulah perkataan Mallcom Gladwell dalam salah satu bukunya "The Succes Story". Disadari atau tidak, banyak orang yang ketika sudah mencapai posisi tertentu yang dibilang sebuah kesuksesan baik itu dalam bidang karir, harta, pendidikan, atau yang lainnya; tidak akan bisa dilepaskan dari sebuah cerita masalalunya hingga mencapai pada posisi demikian. kita jumpai dalam berbagai kesempatan, anak-anak muda yang mencoba memasuki dunia wirausaha. dengan segala aktivitas bisnisnya berhasil mendedah pintu rezeki dengan capaian rupiah di luar perkiraan orang memandang dirinya, akhirnya terjun ke profesi barunya menjadi motivator. ada yang memotivasi dengan cara positif ada pula beberapa kalimat yang cenderung 'ujub' dan mendeskriditkan profesi di luar profesi yang dia tekuni sebagai wirausahawan.
Banyak di antara mereka kemudian bercerita bahwa saya dulu melakukan ini sendirian, dicaci, direndahkan, dan sebagaimacamnya. seolah-olah semua penderitaan telah dia alami 'sendirian'. OK..fine aja sih sebenarnya, untuk memotivasi seseorang untuk bekerja keras. Akan tetapi dalam pandanganku ada beberapa yang harus dikritisi.. (*kerjaan gw kok ngritik mulu.. #haha)
Pertama, dalam mencapai posisi apapun, entah itu yang kita anggap gagal maupun berhasil, selalu ada peran orang lain, entah itu berupa doa, materi, jasa, atau bahkan ide. jadi sebenarnya agak lebay kalau ada motivator dalam motivasinya cenderung memotivasi untuk jadi selfish person , karena pada kenyataannya dalam hal apapun kita merasakan peran orang lain. untuk sekedar tersenyum saja, kita juga butuh orang lain lho.. entah orang itu melakukan kekonyolan, kebaikan yang membuat hati terenyuh, atau teduhnya air wajah yang menyungging senyum membuat kita mau tidak mau juga menyunggingkan senyuman. untuk hal sepele saja, kita butuh orang peran orang lain.. apalagi untuk menjalankan bisnis... pun yang tak bisa dipisahkan, ada peran Allah dengan kuasanya.. *ini yang paling penting.
kedua, tentang merendahkan profesi lain dalam motivasinya. gak jarang dan sangat mudah kita ketemu kalimat demikian "raih kebebasan finansial dengan menjadi wirausahawan, gak usah jadi PNS, gak usah jadi karyawan,..:" atau "jadi PNS gak akan membaut kita berkembang, jadi karyawan swasta membuat kita tertekan, kerja di perusahaan asing hanya jadi kacung penjajah" dan kalimat-kalimat sejenisnya. Memang sih pintu rezeki banyak dibuka melalui perdagangan, tapi apa harus 'merendahkan dan mendeskriditkan" profesi lain?. Macam mana kalau di negeri ini tak ada PNS yang mengurusi pemerintahan? macam mana kalau tak ada karyawan PLN? macam mana kalau tak ada perusahaan minyak? macam mana kalau tak ada minyak yang kita impor dr luar negeri? macam mana tak ada perugas bank?... nah lho...!! semua punya peran dan kebermanfaatan masing-masing yang belum tentu kita sadari, kita sendiri juga menikmati hasil kerja-kerja mereka.
ah sudahlah... cukup ngelantur siang ini..
"Bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul, dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu"
Terakhir, Keadaan kita hari ini, menerima manfaat, merasakan kebaikan, menikmati kesuksesan memang tak bisa dilepaskan dari kerja. Kita tidak akan mungkin bisa membalas kebaikan mereka semua. Maka membuka peluang kebaikan kepada orang-orang di sekitar agar bisa measakan apa yang kita rasakan sekarang adalah cara terbaik berbalas budi kepada orang yang mengantarkan kita pada keadaan sekarang.
_______________
Perpus Pusat UGM, Ba'da shalat Jum'at.
Alhamdulillah hari ini, bagian terakhir dari skripsi sudah dikoreksi
0 komentar:
Post a Comment