Maulana ibn Abdussalim, ulama berdarah Arab yang lebih dikenal sebagai Ki Ageng Pandanaran memulai pembangunan masjid Agung Kauman dengan sederhana di pertengahan abad 16. Adipati Suradimanggala (Kiai Terboyo) tercatat pernah merenovasi masjid ini setelah terbakar karena tersambar petir. Masjid itu kini memiliki keberkahan (ziyadah al-khair) yang terus bertambah, 5 abad lebih dari kehadirannya, ia terus lahirkan kebaikan yang berlapis.
Kegiatan Syiar bulan ramadhan di masjid ini selalu hidup, menjelang waktu berbuka, kajian keislaman rutin diselenggarakan. Makanan pendamping buka puasa juga hadir untuk melayani jamaah yang ingin buka puasa di masjid ini. Ada makanan khas dan mungkin susah ditemukan di tempat lain, setiap jamaah dapat satu gelas bubur ketan dengan kuah kental berwarna coklat keruh. Rasanya khas, ketika saya mencicipinya aroma rempah langsung memanjakan lidah dan tenggorokan. Perpaduan antara bubur kental, jahe, kapulaga, dan manis yang pas itu jadi paduan yang khas dan nikmat. *setidaknya itu dari penilaian lidahku yang sudah berada di level penguji organoleptik.. #tsah #haha
Tidak seperti masjid lain yang pada umumnya mengandalkan infaq jamaah untuk menjalankan aktivitas pengelolaan masjid, masjid agung kauman punya unit bisnis yang bisa dibilang cukup besar dan "wow" di mata saya. Masjid Ini punya tanah wakaf puluhan hektare yang dimanfaatkan untuk bisnis, baik itu sebagai sawah maupun properti. Masjid ini juga punya unit bisnis SPBU di Semarang, SPBUnya pun besar dan lengkap dengan sarana pendukungnya. Keuntungannya digunakan untuk aktivitas syiar masjid dan diputarkan kembali dalam unit bisnisnya. Berapa asetnya? Saya tidak tau persisnya, yang jelas pasti sudah menyentuh angka lebih dari 2 Milyar.
Masjid Agung Kauman Semarang ini pun tercatat melahirkan Masjid lain yang lebih besar. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang masyhur sebagai landmark kota semarang dengan halaman masjid yang khas menyerupai masjid Nabawi itu dibangun di atas tanah wakaf Masjid Agung Kauman dengan luas tanah wakaf 10 hektare. Pembangunannya bekerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada era gubernur H. Mardiyanto. Silakan googling sendiri tentang megahnya MAJT... #hehe
Kebaikan akan menemukan jalannya sendiri menjadi kebaikan yang lebih besar. Masjid sederhana dibangun dari 5 Abad yang lalu, dari sebuah kebaikan niat yang sederhana, kebaikannya terus bergulir lahirkan kebaikan dan keberkahan berlapis yang mungkin tak akan disangka siapapun sebelumnya.
"jangan pernah kapok untuk jadi orang baik".
Salam,
29 Ramadhan 1437
@fahmibasyaiban
ruarrr biasaaaaa...
ReplyDelete