Nama panggilannya lebih dikenal dibanding nama aslinya, orang-orang memanggilnya "bedes madu". Dia sudah lebih dari sepuluh tahun menjalani profesi sebagai pemburu madu liar di Sumbawa.
Sekali keluar rumah untuk berburu biasanya dihabiskan dalam waktu empat hari sampai satu minggu. Masuk ke dalam hutan bersama timnya dengan jumlah paling sedikit tiga orang. Mas bedes madu ini tidak perlu diragukan lagi soal skill naik pohon, menghalau lebah liar, dan membedakan mana sarang lebah yang sudah isi madu atau tidak dari kejauhan. Pulang berburu, Jerigen dan botolnya terisi penuh. Sampai rumah sudah ada penadah yang membelinya tunai semua madunya. Hasilnya cukup untuk menyambung hidup, membayar anak sekolah, dan kebutuhan lainnya.
Kepopuleran madu Sumbawa dengan kualitasnya yang baik menjadikan berkah bagi dirinya dan teman-temannya. Iklim yang cenderung kering membuat kandungan air madu Sumbawa lebih pekat dan berkualitas. "saya ini sudah berburu madu sejak harga sebotol cuma sepuluh ribu. Sekarang di sini jual seratus lima puluh satu botol". Kalau sudah sampai pulau Jawa, harganya bisa berkalilipat.
Satu profesi spesifik yang bagi sebagian orang terlihat sepele, akan menemukan jalan suksesnya jika ditekuni dengan sepenuh hati dan menjaga pikiran untuk selalu tumbuh. Sudah terlalu banyak contoh, perubahan besar satu orang dalam suatu profesi sederhana yang menjaga keberkembangannya hingga ia tumbuh dan melewati waktu lebih dari satu abad. "Bekerjalah sepenuh hati, jagalah semangat, dan berjuanglah sampai akhir" Gonshiro K.
Tabik,
Semarang, 20 Jan 20
@fahmi.basyaiban
0 komentar:
Post a Comment