Sungguh suatu kenikmatan haqiqi adalah makan banyak tapi tetap cungkring. Banyak makan tapi ga khawatir dengan pertumbuhan lemak yang tau-tau datang tanpa disadari.
Makanan yang kami pesan di resto sebenarnya untuk dua atau tiga porsi orang Asia Tenggara. Pemilik restonya imigran dari Yaman, saya ajak bercakap sebentar dan kesannya bersahabat. Teman perjalanan saya awalnya ragu, emang berdua saja bakal sanggup menghabiskannya? . Di awal pun ia sudah declare, "gue ga bisa makan banyak, paling aku ambil sedikit nasi, secuil ayam, dan sedikit daging kambingnya".
. "Kalem, ntar juga habis. Gue yang habisin"
.
Benar saja, dia hanya mengambil kurang dari sepertiga dari nasi mandi dan kabsa yang tersedia, dan angkat tangan tanda menyerah. Pertunjukan selanjutnya sudah bisa ditebak, saya menghabiskannya tandas tak bersisa dan tak memubadzirkannya sedikitpun. Karena pelaku mubadzir itu saudaranya setan.
. . "Casing sedan, kapasitas tronton"
"Makan banyak, kurus aja lu"
"Kesel banget sama elu, banyak makan ga pernah melar"
Kata-kata itu sudah sering dilontarkan kawan-kawan saya sejak kuliah, soal kapasitas "giling" makanan saya yang membohongi casing sebagai orang berperawakan kurus. Jadi apa rahasianya?
Berikut tips yang bisa diikuti,
1. Berpikirlah bahwa, "makan sebanyak-banyaknya, makan kapan aja, makan dari jenis makanan apapun, dan berpikirlah 'saya tidak akan gemuk'.."
.
2. Olahragalah bukan untuk tujuan kurus, tapi tujuan untuk "biar bisa makan enak dan banyak". Karena makan paling nikmat adalah makan ketika lapar habis aktivitas fisik, sesederhana apapun lauknya akan jadi sangat nikmat.
3. Jangan percaya tips ini. Sungguh makan banyak atau sedikit, berpostur gemuk atau kurus. Kamu adalah pribadi merdeka yang berhak atas pilihanmu sendiri tanpa ada hak orang lain untuk merundung porsi makan dan postur tubuhmu.
Tabik,
Semarang, 21 Jan 20
@fahmi.basyaiban
0 komentar:
Post a Comment